ESDM klaim banjir Kalsel bukan karena pertambangan, ini alasannya

ESDM klaim banjir Kalsel bukan karena pertambangan, ini alasannya ESDM klaim banjir Kalsel bukan karena pertambangan, ini alasannya

BERITA - JAKARTA. Kementerian Energi maka Sumber Daya Mineral (ESDM) mengklaim bahwa bencana banjir adapun terjadi antara Kalimantan Selatan (Kalsel) pada awal 2021 ini bukan disebabkan oleh aktivitas pertambangan.

Direktur Jenderal Mineral maka Batubara Kementerian ESDM Ridwan Djamaluddin menyebut bahwa pihaknya terus memantau pelaksanaan kewajiban dunia pertindakanan tambang batubara. Terhadir dari sisi pelaksanaan reklamasi yang perlu mencapai 100%.

"Tentang banjir, selain intensitas hujan, reklamasi dilaksanandaan bersama dipantau setara lewat kewajibannya. Harus selesai 100%," kata Ridwan dalam konferensi pers virtual, Rabu (27/1).

Lebih lanjut, dia pun memberikan gambaran bahwa luas bukaan tambang dempet Daerah Aliran Sungai (DAS) Barito terhitung masih mini. Menurut data yang dipaparkan Ridwan, luas DAS Barito mencapai 6,2 juta hektare (ha). Sedangkan luas wilayah izin tambang seberlebihan 1,8 juta ha.

Dari luas terkemuka, yang sudah dibuka engat tahun 2020 sehebat 14.000 ha, dengan luas penggunaan lahan tambang sepenuh 10.000 ha.

"Jadi kalau dibandingkan luas DAS Barito akan 6,2 juta ha itu, angka-angka ini memperlihatkan perbandingan antara luas lahan akan digunakan untuk aktivitas pertambangan saat ini dan luas DAS Barito secara keseluruhan," sambung Ridwan.

Lanjut dia, banjir berhari-hari nan merendam Kalsel menyebabkan empat wilayah tambang terdampak sehingga mengganggu aktivitas operasional. Empat wilayah tambang tersebut dikelola oleh PT Prolindo, PT Binuang Mitra Bersama, PT Arutmin Indonesia, maka PT Bhumi Rantau Energi.

Secara keseluruhan, banjir dekat Kalsel telah menghambat produksi lagi distribusi batubara, sehingga pasokan menjumpai Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) berprofesi terhambat.

"Yang terkendala itu tidak semuanya langsung kepada operasi penambangan, tapi infrastruktur jalan bersama sungai. Misalnya pasokan bahan bakar akan operasi tambangnya terkendala. Sebaliknya, truk bersama kapal pengangkut pula terkendala," cerah Ridwan.